Para ilmuwan dari University of Adelaide menemukan bahwa cahaya dapat diubah menjadi serat optik yang lebih tipis dari yang diperkirakan sebelumnya.
Penemuan ini diharapkan bisa membuka gerbang dalam menemukan perangkat yang lebih efisien bagi prosessing data optik di bidang jaringan telekomunikasi dan komputasi optik.
Seperti dikutip dari TG Daily, Sabtu (14/11/2009), data sebelumnya menyebutkan batas ukuran diameter serat optik adalah ratusan nanometer. Jika ukurannya diperkecil dari ukuran ini, cahaya akan mulai pecah dan menyebar kemana-mana.
Namun Professor Tanya Monro dari Federation Fellow at the University of Adelaide menemukan bahwa cahaya ini bisa dipaksa diatas batas tersebut, dengan dipengaruhi setidaknya dua faktor.
Hal ini bisa diketahui berkat terobosan baru dalam teori pemahaman sifat cahaya dalam skala nano dan penggunaan generasi baru serat optik skala nano yang dikembangkan oleh Institute for Photonics & Advanced Sensing (IPAS).
"Dengan bisa menggunakan serat optik sebagai sensor ketimbang menggunakannya sebagai pipa pemancar cahaya, kita bisa mengembangkan perangkat yang bisa mendeteksi berbagai hal. Contohnya keberadaan virus flu di bandara, membantu pembuahan invitro atau IVF (in vitro fertilization) dalam menentukan sel telur mana yang potensial dalam pembuahan dan lain sebagainya," kata Monro.
sumber